Bagaimana mana merancang materi pembelajaran IPS yang sesuai dengan tuntutan kurikulum IPS

Mata pelajaran IPS merupakan kajian antar disiplin dalam ilmu-ilmu sosial. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.  Visi IPS adalah mengembangkan kemampuan anak didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat  yang dinamis. Anak didik diharapkan bersikap dan berkarakter  sebagai warga negara yang baik, memiliki ketrampilan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Materi pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu sebagai sarana yang memberi kemudahan pada siswa agar dapat tumbuh dewasa dan berhasil kehidupannya di tengah-tengah masyarakat. Kurikulum Mata Pelajaran IPS di sekolah-sekolah dilingkungan Sekolah “Tertentu”  pada dasarnya adalah mengikuti kurikulum nasional yang didasarkan pada standard isi—standard kompetensi dan kompetensi dasar (sebagaimana terlampir), standard kelulusan, standard ketuntasan, struktur dan muatan kurikulum, standard proses pembelajaran, dan standard penilaian secara nasional yang dikeluarkan oleh BSNP dalam dokumen tersendiri. Berdasarkan standard nasional tersebut, maka dikembangkanlah KTSP dengan muatan minimal terdiri atas: tujuan, struktur kurikulum, standard ketuntasan minimal, muatan lokal, pengembangan diri, silabus dan RPP. di sekolah-sekolah dilingkungan Sekolah “Tertentu”.  Setiap guru di lingkungan “SEKOLAH TERTENTU” wajib  mengembangkan kurikulum mata pelajaran IPS yang diasuhnya  minimal  dalam bentuk  program: tahunan, smesteran, silabus, dan RPP. Agar dapat beradaptasi secara aktif dengan perkembangan yang terjadi maka pengembangan kurikulum perlu terus dilakukan sejalan dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, guru-guru di lingkungan Sekolah “Tertentu”  hendaknya selalu melakukan up-date terhadap  silabus dan RPP IPS yang sedang  dioperasikan. Perubahan-perubahan dan pengembangan kurikulum akan dilakukan sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi baik ditingkat nasional maupun global.Penyusunan Program Smesteran dan Tahunan Mata Pelajaran IPS.

. Masalah-masalah IPS selayaknya menjadi  perhatian para sarjana IPS bagaimana merancang pembelajaran IPS yang bersumber dari masalah-masalah IPS di masyarakat?
Perkembangan masyarakat yang sangat dinamis, sebagai salah satu dampak dari kemajuan revolusioner dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghadirkan the hight tech dalam setiap aspek kehidupan manusia, khususnya dalam jaringan informasi dan telekomunikasi menghadirkan warna baru hubungan kemanusiaan dan segala aspek kehidupannya. Bagi kalangan pembelajar IPS, kecendrungan ini harus dapat ditangkap dan digunakan sebagai dasar perancangan dan pengaplikasian prinsip-prinsip pembelajaran di sekolah.
Ada beberapa isu sentral yang berkait dengan tataran masyarakat global dalam pembelajaran IPS, yaitu: (1) human rights, (2) keep peace environment, (3) local and global political tendency, (4) economic global, (5) decreased moral and society attidude, dan (6) racial and culture probles. Isu-isu ini merupakan sumber pembelajaran yang sangat strategis untuk mengembangkan potensi dan skills peserta didik dalam IPS.
Pembelajaran IPS yang baik dan semsetinya dikembangkan oleh pembelajar adalah mengajak peserta didik memahami natural settings dari masalah-masalah kemasyarakatan dan menempatkannya dalam proporsinya, serta belajar merumuskan tehnik-tehnik pemecahannya. Dalam konteks ini akan berkembang keterampilan-keterampilan sosial tingkat tinggi pada diri mereka, seperti; keterapilan dalam bernegosiasi, berkompromi, menerima dan memberi, inquiry, dan menjustifikasi sebuah masalah secara objektif. Hal inilah yang oleh Schuncke (1988) dikatakan bahwa “social studies is unique place among according diciplines, because it encomposses every aspects of human life”. Sebelum merancang pembelajaran, bawa pebelajar datang ke sekolah dengan seperangkat nilai yang diperolehnya dalam keluarga, masyarakat, dan teman sebayanya, sehingga pembelajar harus mampu mengadaptasi karakteristik setiap pebelajar agar terakumulasi secara positif selama pembelajaran berlangsung.
Sekolah harus menjadi sebuah potret nyata dari sebuah proses demokrasi, dan mampu menyajikan realitas kehidupan demokrasi yang telah dimiliki dan diperoleh oleh pebelajar dalam kehidupan di luar sekolah. Aktualisasi pendidikan nilai di sekolah dan kerjasama kelompok merupakan salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan oleh pembelajar dalam membelajarkan pebelajar yang mulietnik. Melalui kerjasama kelompok dan belajar secara kolaboratif setiap pebelajar akan merefleksi ulang nilai-nilai individualnya berdasarkan kontribusi pebelajar lainnya, sehingga akan tumbuh pemahaman yang memadai terhadap keberbedaan orang lain di sekelilingnya.

Comments

Popular Posts